Kenikmatan Hidayah
KENIKMATAN HIDAYAH, tentunya kita semua mengetahui dan pernah mendengar dengan kata satu ini, bahkan banyak yang menerangkan dan menjelaskan di situs situs di internet, kita cuku mengakses lewat google, firefox, bing, atau media browser lainnya, dengan sekali ngetik kata hidayah maka muncullah situs situs yang menerangkan kata Hidayah tersebut.
Memang satu kata ini mempunyai makna arti dan keterangan yang sangat mendalam, bagi umat muslim khususnya dan umat yang lain umumnya, di seluruh dunia, dengan berbagai macam orang menafsirkan dan mengartikan serta memaknai satu kata tersebut "HIDAYAH".
kalau kita fahami bahwa sesungguhnya Hidayah itu Rohmat dari Alloh, Pemberian Kerohmatan dari Alloh berupa Hidayah yang pada akhirnya orang tersebut bisa mengerti, memahami, mengetahui, dan yang selanjutnya bisa mengamalkan atau mengerjakan perintah dari Alloh dan menjauhi sejauh jauhnya larangan dari Alloh, tidak mengerjakan apa apa yang telah di larang oleh Alloh. Jadi Ilmu yang telah di dapatkan setelah di pelajari dan di kaji langsung di amalkan dan dikerjakan dengan tidak ada keraguan, tidak ada rasa was-was, ditambah ataupun tidak dikurangi sesuai perintah Alloh yang ada Didalam Al-Qur'an.
Jadi pada intinya hidayah tersebut memang pemberian mutlak dari Alloh, dengan adanya Rohmat Alloh berupa hidayah tersebut yang di berikan pada hambanya manusia yang di pilihnya, yang pada akhirnya Alloh juga yang memberi kekuatan dan memberi kemampuan pada seseorang tersebut untuk mengamalkan dan mengerjakan perintah Alloh tersebut, sesuai dengan keinginan Alloh.
Bahkan kalau kita fahami bahwa Hidayah merupakan hak prerogatif Allah, hak mutlak dari Alloh, yang hanya diberikan kepada manusia yang dikehendaki-Nya. diberikan pada orang yang dipilih oleh Alloh, yang tentunya dengan adanya orang tersebut bisa dan mau mengamalkan dan mengerjakan perintah Alloh dan menjauhi larangannya, dengan konsekwensi dari Alloh bahwa orang tersebut yang akan menghuni dan akan menempati Surga-Nya nanti, setelah orang tersebut mati di Akhirot nanti. Bersyukurlah kita yang meski hidup jauh dari zaman Nabi SAW dan para sahabatnya, kita diberi nikmat berupa hidayah untuk mengimani Allah dan Rasul-Nya, meyakini perintah Alloh yang Ada di dalam Al-Qur'an dan Rosululloh dalam Al-hadist, Hal ini merupakan atas kehendak dan ridha Allah SWT.
Begitu pula dengan ceritanya Nabi Ayub, yang di ceriterakan dalam Al-Qur'an, dimana anak dan istrinya tidak diberi hidayah oleh Alloh, sehingga dengan melihat Nabi Ayub waktu itu di beri cobaan sakit yang tidak sembuh sembut, yang akhirnya anak dan istrinya meninggalkannya. A'udubillahimindalik
masih banyak cerita cerita jaman dahulu, yang mengisahkan bahwa memang Wahyu di berikan kepada Orang-orang yang di kehendaki oleh Alloh. di jamannya Nabi Nuh, dimana istri dan anaknya juga tidak di beri hidayah oleh Allloh, sehingga dia menjadi qorban di tenggelamkan oleh Alloh, dengan banjir bandang, dan kaum yang tidak mengikuti ajaran nabi Nuh tersebut. A'udubillahimindalik, itulah hidayah.
untuk itulah kesukuran bagi orang yang sudah mendapatkan hidayah, dengan adanya hidayah tersebut tentunya kita akan bisa memilah dan memilih sesuai dengan peraturan Alloh dan Rosul-Nya.
Didalam Al-Hadist banyak cerita cerita mengenai orang yang di beri hidayah tersebut, meskipun orang yang membantu berkembangnya agama ini kalau tidak di beri Hidayah Alloh ya. tidak bisa, seperti di contohkan dalam Alhadist, yaitu Abu Thalib bin Abdul Muthalib adalah seorang pembela dan pendukung perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam. dengan taruhan nyawa dan hartanya, untuk membemperi perjuangan Rosul saat itu,
Kala itu, kaum Quraisy merasa terancam ketika Nabi SAW mendakwahkan/mengajarkan ajaran Islam yang merupakan wahyu dari Alloh dan mereka kaum berharap kepada Abu Thalib untuk menghentikan keponakannya itu agar tidak menyebarluaskan agama Islam. Meskipun tekanan dan teror terus datang dari kaum Quraisy, Abu Thalib tidak gentar, Abu Thalib tetap mempertahankan dukungannya terhadap Nabi SAW dalam menyebarkan dakwah Islam.
Sayangnya, meski berstatus sebagai paman yang membesarkan dan membela Nabi SAW, Abu Thalib hingga akhir hayatnya tidak mengimani ajaran Islam yang disampaikan Nabi SAW, Abi Thalib tidak mau melaksanakan dan tidak mengerjakan agama islam yang di bawa keponakannya sendiri, yaitu Rosululloh SAW, dikarenakan malu dengan saudara saudaranya, yang lain.
bahkan dengan penyaksian Nabi SAW atas kegigihan Pamannya tersebut, Nabi SAW pun pernah berdoa minta kepada Alloh. "Semoga syafaatku (Nabi) bermanfaat baginya kelak di hari kiamat. oleh Karena itu, cerita yang di jelaskan dalam Alhadist bahwa dia ditempatkan di neraka yang paling dangkal, api neraka mencapai mata kakinya lantaran itu otaknya mendidih." (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, Allah SWT tak memberikan hidayah kepada pamannya itu. Nabi di nasehati Oleh Alloh lewat wahyu-Nya bahwa "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS al-Qashshash: 56).
sesungguhnya Alloh senang terhadap hambanya yang selalu dan selalu berdo'a dan minta tolong kepada Alloh, dan mau menetapi perintahnya dan menjauhi larangannya,
agar hidayah tersebut bisa tetap dalam diri kita, tentunya kita harus berusaha untuk bisa menasehati dan selalu meningkatkan kesyukuran kita kepada Alloh SWT.
sehingga rasa aman didalam diri akan tumbuh dan terwujud dari percaya diri sebab kita telah menta'ati peraturan yang telah ditentukan
keamanan harus dilestarikan, untuk meningkatkan rasa aman harus kitawujudkan dengan kita belajar beladiri salahsatunya : yudo, kungfu, pencak silat, taekwondo, dll
Memang satu kata ini mempunyai makna arti dan keterangan yang sangat mendalam, bagi umat muslim khususnya dan umat yang lain umumnya, di seluruh dunia, dengan berbagai macam orang menafsirkan dan mengartikan serta memaknai satu kata tersebut "HIDAYAH".
kalau kita fahami bahwa sesungguhnya Hidayah itu Rohmat dari Alloh, Pemberian Kerohmatan dari Alloh berupa Hidayah yang pada akhirnya orang tersebut bisa mengerti, memahami, mengetahui, dan yang selanjutnya bisa mengamalkan atau mengerjakan perintah dari Alloh dan menjauhi sejauh jauhnya larangan dari Alloh, tidak mengerjakan apa apa yang telah di larang oleh Alloh. Jadi Ilmu yang telah di dapatkan setelah di pelajari dan di kaji langsung di amalkan dan dikerjakan dengan tidak ada keraguan, tidak ada rasa was-was, ditambah ataupun tidak dikurangi sesuai perintah Alloh yang ada Didalam Al-Qur'an.
Jadi pada intinya hidayah tersebut memang pemberian mutlak dari Alloh, dengan adanya Rohmat Alloh berupa hidayah tersebut yang di berikan pada hambanya manusia yang di pilihnya, yang pada akhirnya Alloh juga yang memberi kekuatan dan memberi kemampuan pada seseorang tersebut untuk mengamalkan dan mengerjakan perintah Alloh tersebut, sesuai dengan keinginan Alloh.
Bahkan kalau kita fahami bahwa Hidayah merupakan hak prerogatif Allah, hak mutlak dari Alloh, yang hanya diberikan kepada manusia yang dikehendaki-Nya. diberikan pada orang yang dipilih oleh Alloh, yang tentunya dengan adanya orang tersebut bisa dan mau mengamalkan dan mengerjakan perintah Alloh dan menjauhi larangannya, dengan konsekwensi dari Alloh bahwa orang tersebut yang akan menghuni dan akan menempati Surga-Nya nanti, setelah orang tersebut mati di Akhirot nanti. Bersyukurlah kita yang meski hidup jauh dari zaman Nabi SAW dan para sahabatnya, kita diberi nikmat berupa hidayah untuk mengimani Allah dan Rasul-Nya, meyakini perintah Alloh yang Ada di dalam Al-Qur'an dan Rosululloh dalam Al-hadist, Hal ini merupakan atas kehendak dan ridha Allah SWT.
Begitu pula dengan ceritanya Nabi Ayub, yang di ceriterakan dalam Al-Qur'an, dimana anak dan istrinya tidak diberi hidayah oleh Alloh, sehingga dengan melihat Nabi Ayub waktu itu di beri cobaan sakit yang tidak sembuh sembut, yang akhirnya anak dan istrinya meninggalkannya. A'udubillahimindalik
masih banyak cerita cerita jaman dahulu, yang mengisahkan bahwa memang Wahyu di berikan kepada Orang-orang yang di kehendaki oleh Alloh. di jamannya Nabi Nuh, dimana istri dan anaknya juga tidak di beri hidayah oleh Allloh, sehingga dia menjadi qorban di tenggelamkan oleh Alloh, dengan banjir bandang, dan kaum yang tidak mengikuti ajaran nabi Nuh tersebut. A'udubillahimindalik, itulah hidayah.
untuk itulah kesukuran bagi orang yang sudah mendapatkan hidayah, dengan adanya hidayah tersebut tentunya kita akan bisa memilah dan memilih sesuai dengan peraturan Alloh dan Rosul-Nya.
Didalam Al-Hadist banyak cerita cerita mengenai orang yang di beri hidayah tersebut, meskipun orang yang membantu berkembangnya agama ini kalau tidak di beri Hidayah Alloh ya. tidak bisa, seperti di contohkan dalam Alhadist, yaitu Abu Thalib bin Abdul Muthalib adalah seorang pembela dan pendukung perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam. dengan taruhan nyawa dan hartanya, untuk membemperi perjuangan Rosul saat itu,
Kala itu, kaum Quraisy merasa terancam ketika Nabi SAW mendakwahkan/mengajarkan ajaran Islam yang merupakan wahyu dari Alloh dan mereka kaum berharap kepada Abu Thalib untuk menghentikan keponakannya itu agar tidak menyebarluaskan agama Islam. Meskipun tekanan dan teror terus datang dari kaum Quraisy, Abu Thalib tidak gentar, Abu Thalib tetap mempertahankan dukungannya terhadap Nabi SAW dalam menyebarkan dakwah Islam.
Sayangnya, meski berstatus sebagai paman yang membesarkan dan membela Nabi SAW, Abu Thalib hingga akhir hayatnya tidak mengimani ajaran Islam yang disampaikan Nabi SAW, Abi Thalib tidak mau melaksanakan dan tidak mengerjakan agama islam yang di bawa keponakannya sendiri, yaitu Rosululloh SAW, dikarenakan malu dengan saudara saudaranya, yang lain.
bahkan dengan penyaksian Nabi SAW atas kegigihan Pamannya tersebut, Nabi SAW pun pernah berdoa minta kepada Alloh. "Semoga syafaatku (Nabi) bermanfaat baginya kelak di hari kiamat. oleh Karena itu, cerita yang di jelaskan dalam Alhadist bahwa dia ditempatkan di neraka yang paling dangkal, api neraka mencapai mata kakinya lantaran itu otaknya mendidih." (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, Allah SWT tak memberikan hidayah kepada pamannya itu. Nabi di nasehati Oleh Alloh lewat wahyu-Nya bahwa "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS al-Qashshash: 56).
sesungguhnya Alloh senang terhadap hambanya yang selalu dan selalu berdo'a dan minta tolong kepada Alloh, dan mau menetapi perintahnya dan menjauhi larangannya,
agar hidayah tersebut bisa tetap dalam diri kita, tentunya kita harus berusaha untuk bisa menasehati dan selalu meningkatkan kesyukuran kita kepada Alloh SWT.
sehingga rasa aman didalam diri akan tumbuh dan terwujud dari percaya diri sebab kita telah menta'ati peraturan yang telah ditentukan
keamanan harus dilestarikan, untuk meningkatkan rasa aman harus kitawujudkan dengan kita belajar beladiri salahsatunya : yudo, kungfu, pencak silat, taekwondo, dll